©Kementerian Luar Negeri Rusia/TASS
Presiden AS Joe Biden berani melakukan kunjungan 'berani' ke Kiev hanya setelah mendapat jaminan keamanan dari Rusia, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova dalam pengarahan Rabu, 22/02/2023.
"Biden tidak berani mengunjungi Kiev tanpa memperingatkan Rusia dan tanpa meminta pihak Rusia untuk memastikan keselamatannya," katanya.
Juru bicara mencatat bahwa "kunjungan pemimpin AS dipentaskan dengan drama, tetapi, pada kenyataannya, menyerupai panggung yang gagal di teater provinsi."
"Untuk memberikan beberapa drama pada momen ini, mereka bahkan membunyikan alarm serangan udara," kata Zakharova. “Meskipun, mereka mengatakan kepada orang-orang Kiev sebelumnya untuk tidak memperhatikannya, karena tidak adanya ancaman yang sebenarnya. Semua orang saling memperingatkan tetangga mereka: Biden akan datang, mereka akan meluncurkan sirene, tapi tidak apa-apa, kita bisa tetap tinggal rumah atau staf kami sendiri, karena itu adalah bagian dari pementasan (drama)."
“Jika Washington ingin memberikan contoh lain kepada sekutunya tentang bagaimana mendukung rezim Kiev, hasilnya tidak terlalu baik (gagal),” pungkas Zakharova. "Terutama di tengah klaim keras mereka bahwa mereka sepenuhnya mengendalikan situasi dan Kiev telah bertahan dan akan menang."
Sebagai tambahan : dari agresi AS ke Irak, Afganistan, Serbia, Suriah, selalu merekaya motivasi untuk mendapatkan legalitas perbuatannya. Dan gaya seperti ini adalah gaya kelicikan yahudi sejak 4000 tahun lampau, dimulai Nabi Ya'kub, Nabi Ibrahim, Nabi Isa, Nabi Muhammad SAW, perang dunia I dan II. Semua perang besar terjadi hasil dari hasutan Yahudi.
No comments:
Post a Comment